Rabu, 12 Januari 2011

contoh alih kode dan campur kode

Sebuah contoh alih kode dan campur kode yangterjadi pada sebuah stasion radio
SESI PERTAMA
1. Rini : Dari radio Smart FM, saya Riri Artakusuma kembali menyapa
anda pagi ini dalam “Smart Business Talk”. Saya akan langsung menyapa Mister James Gwee. Pak James apa kabar?
2. James : Selama pagi Riri dan selamat pagi Smart listener, kabarnya baik
sekali.
3. Rini : Kabar baik yah! In putih atau apa ini? Kalau misalkan putih,
berarti kita seragam gitu ya.
4. James : O.. Ini putih kalau begitu.
5. Riri : Saya merah, anda putih, berarti kita kayak bendera ya.
6. James : Bendera.. bendera.. jadi berkibar di tiang tinggi
7. Rini : Oke…! Nah Smart listener, pada pagi hari ini kita sangat
senang sekali bisa menyapa anda di seluruh jaringan radio Smart FM, dan juga anda yang ada di radio sindikasi kami yaitu melalui Borneo FM Samarinda, Pro News FM Padang, Citra FM Cirebon, G Love FM Tasikmalaya dan juga Meta FM Solo. Pada kesempatan pagi ini kita akan membahas mengenai “The Mindset Of Successful Sales People”. O.. pasti deh kalau kita membahas mengenai mindset gitu ya, udah kebayang orang-orang sukses yang ada di dalamnya.
8. James : O.. Di dalam otaknya orang yang sukses.
9. Riri : Oh ya.. kebalik-balik aja. Oke. Pak James. Sebetulnya inti
dari topik yang ingin kita bahas pagi ini begitu ya? Kenapa sih Pak James punya ide begitu? Ingin mengangkat mengenai mindset dari orang-orang sales people yang sukses begitu?
10. James : Ini seperti Smart listener ketahui, ini lanjutan dari minggu
kamaren ya Ri. Ya. Yes, a.. karena kenapa kita mau memhahas mindset ya, di dalam otak mereka, dalam pikiran mereka, karena seperti minggu kemaren kita bahas, apa yang ada di dalam pikiran kita ya, itu akan diterjemahkan menjadi pikiran kita ya, itu akan diterjemahkan menjadi pikiran kita. So, what… how we think would then decide our behavior, our action ya. Nah, dari tindakan kita itu kalau dilakukan secara terus menerus akan menjadi satu kebiasaan, our habit, and our habit would then determine our result. So, from our thingking becomes our action, action if you continue to do it again and again becomes your habit, then.. akibatnya, you become successful. Ya! Oke! Maka buku dari Stephen Covey, 7 Habits Of Highly Effective People, ya kan! Because not 7 actions, but 7 habits. Action itu diulang-ulang terus menerus sampai menjadi kebiasaan. Kalau kebiasaannya sudah terbentuk, kebiasaan baik berarti hasilnya baik. Ya kalau hasilnya baik, akibatnya dia jadi successful.
11. Riri : Oke. Tapi Pak James, kalau misalkan kita boleh mengulang lagi,
mereview sedikit dari kemaren gitu ya, saya kasih juga contekannya, biar kebagiannya sama. Nah kalau kita berbicara mengenai mindset, sebetulnya apa sih pikiran-pikiran gitu yang memang dipikirkan, yang ada di dalam otak ornag-orang sukses terutama bagi sales people?
12. James : Yes! A.. ini quick review dari minggu kemarin ya. Pertama-tama,
Mereka bangga sekali jadi orang sukses, ya.. they are pround to be sales people, ya.. dan saya sudah bertemu dengan banyak orang sales di Indonesia. Ada orang sales yang biasa-biasa, ada orang sales yang tidak tercapai targetnya trus, dan ada orang sales yang prestasinya luar biasa di berbagai bidang, dan satu lagi yang paling dominan ya. menyolok ya di antara mereka adalah orang-orang sales yang sukses. Itu rata-rata sangat-sangat bangga bahwa they are sales people, ya, and they tell everyone that they are sales people, and the people now how successful they are di dalam bidang sales itu.
13. Riri : Oke. Jadi yang pertama, mereka pada intinya bangga dulu dengan
profesinya ya.
14. James : Yes! Mereka bangga dengan profesinya.
15. Riri : Selama ini, pada nggak mau mengakui gitu ya, saya business
executive, padahal inti-intinya semuanya sales people.
16. James : Apalagi saya orang marketing gitu, bukan orang sales, gitu ya…
17. Rini : Iya! Nah berikutnya Pak James setelah dari pikran mereka, apa
sebetulnya inti lain yang membuat mereka punya pemikiran yang berbeda dan menjadi orang-orang sales people yang sukses ketimbang sales people lainnya? Kebanyakan kan jatuh bangun ya.. orang sales people itu banyak dicari orang, tapi bangak juga yang berguguran.
18. James : Ya banyak sekali, banyak sekali yang berguguran, bahkan bisa
dibilang 80% itu tidak lewat tahun pertama.
19. Rini : Wah…
20. James : Yes! Oke. Hal kedua yang membedakan antara superstar sales
People dan ordinary sales people adalah mereka anggap ini sebagai salah satu bisnis usaha, ya.. maka karena mereka anggap ini sebagai satu profesi, mereka bisa bersikap professional seperti seorang pengacara, seperti seorang akuntan, notaries, dokter. a.. dan ini semua adalah orang-orang yang anggap profesi mereka adalah profesi yang tinggi ya. So, mereka ada kode etik tertentu. So seorang sales yang sukses saya lihat, itu mereka tahu dan mereka anggap diri sendiri sebagai seoarang professional, bukan sebagai seoarng pekerja saja. Bukan sebagai seorang karyawan saja di kantor, ya, hanya demi sesuap nasi lah. Tidak, mereka anggap diri mereka sendiri professional, and because of that, they invest their time, they invest their money, they invest their effort to continually improve themselves. Ya apakah itu dalam penampilan, apakah itu dari segi knowledge, apakah itu dari segi investasi beli buku supaya bisa up grade knowledge dan skillsnya, ikut seminar dan sebaginya. They are continually finding ways to improve themselves, they always open their ears and try to learn from other people, what makes this other guys so successful. Why is he consistently delivering good result? Mereka selalu belajar, terus menerus, kerana mereka anggap this is my poefession, I am in here for a long term. Sama seperti seorang dokter ya.. kalau dia sudah jadi dokter, kemudian dia sudah buat satu keputusan, ini profesi selama hidup. Seorang pengacara ini profesi selama hidup. Bisa jadi si pengacara join dengan seorang teman untuk buka perusahaan hukum or whatever, law firm but he is still lawyer by profession, same as a doctor, he can join with a few fried, open a clinic but he still a doctor by profession. Maka, he is thingking a long tem. Orang sale seperti itu.
21. Riri : O.. Gitu. Jadi nggak berfikir sementara ya Pak James ya.
22. James : Dia nggak berfikir sementara.
23. Riri : Kadang-kadang, kalau misalkan yang saya ketahui, karena saya
juga bagian dari sisi lain adalah seorang sales, kadang-kadang kita berfikir mau asyiknya insentifnya saja. Itu temporary saja sebetulnya kan. Kita tidak berfikir panjang. Tapi Pak James, di sisi lain kadang-kadang kalau saya fikirkan dan saya lakukan, kadang-kadang ya, kita tidak suka memperhatikan knowladgenya. Yang penting pengalaman, learning by doing. Biasanya begitu. Apakah ini bagian dari sebuah pengetahuan, ataukah memang seperti yang tadi Pak James bilang, secara formalnya pengetahuan yang harus didapat misalkan ikut seminar atau baca buku. Gimana Pak James?
24. James : Yes! Knowledge sangat penting. Jadi buat orang sales itu ada dua.
Satu knowledge. Dua skill. Sebenarnya ada tiga, attitude, knowledge and skill. Attitude sudah kita bahas tadi. Attitude sangat penting. Tanpa attitude yang positif knowledge and skill itu nggak ada gunanya. So, knowledge, kenapa knowledge? Banyak orang beranggapan bahwa knowledge itu adalah sesuatu yang teoritis, sedangkan sales ini adalah suatu profesi dimana lebih banyak tindakannya, prakteknya, dari pada teorinya. Ok! So you can gain experience through learning by doing, but then the experience takes a longer time. Yes! Because you have to do over a periode of six months, one year, two years, three years and then you accumulated that knowledge of experience. Ya.. sedangkan apa yang akan Riri kerjakan enam bulan satu tahun ke depan, yang akan kita coba dan ketemu kendala dan harus kita pikirkan bagaimana mengatasi kendala on your own. Learning by doing, autodidact. Sedangkan orang lain, orang sales yang lain sudah alami hal-hal yang akan anda alami. Ok! So what you are going to face the problems, abstacles that you are going to face, other sales people hve already faced it, and they have already found the way around it, and they have written books about it. So if you could read the book and learn from that knowledge, learn from the experience, reading the book, like what, two weeks. Three weeks, understanding it takes you one month, applying it takes you three months. Nah, so kalau kita bisa belajar dari buku dan pengalaman orang lain, si pengarang buku, berarti tiga bulan saja daripada dua tahun.
25. Riri : Oke. Jadi jangan sampai melakukan hal yang sama, begitu kan?
26. James : Ya!
27. Riri : Apalagi itu hal yang salah gitu.
28. James : Ya, itu.. itu merpersingkat learning curvenya kan ya!
29. Riri : Oke. Baik. Terimakasih ya. Pak James sudah kasih tau, karena
Sampai tadi saya ditegor Mas Lili, jangan lupa iklan.. oh ya. Oke deh!
30. James : Aduh, matamu itu loh! Ha.. ha….
31. Riri : Gitu ya!Oke. Smart listener dimanapun anda berada. Silakan anda
langsung saja berinteraksi bersama Pak James di sini di 02139833888 atau juga bisa melalui sms. 08121112959. Tidak usah khawatir, selepas pesan-pesan berikut, Pak James akan kembali untuk anda.
SESSION KEDUA
32. Riri : Ya, kembali anda bersama kami, dan Smart listener dimanapun
anda berada termasuk anda yang di radio jaringan kami dan juga anda yang berada di radio sindikasi kami, Fla FM Palangkaraya, kita sapa, selamat pagi! Untuk Fla Palangkaraya. Ini soalnya sudah ada sms, kok Fla tidak disebut? Nah ini dusah disebut ya! Langsung saja. Ini katanya Mas Leli sudah ada penelpon yang ingin langsung berinteraksi dengan Mister James Gwee, dari Academia Education and Training Singapore. Langsung saja kita sapa, selamat pagi.
33. Caller 1 : Hallo selamat pagi Buk Riri.
34. Riri : Selamat pagi, Pak Martin. Silakan Pak, langsung saja dengan
Mister James Gwee tanpa basa basi.
35. Caller 1 : Selamat pagi Pak James
36. James : Selamat pagi, bagaimana anda, intonasi suaranya pun pasti tetap
ketahuan oleh Mbak Riri ini pak! mau cerita, mau santai, tetap ketahuan Pak Martin.
37. Caller 1 : Selamat pagi Pak James. In cerita mindset ini. Mindset tadi
Bapak bilang hampir 80% banyak yang gagal ini apalagi yang zaman sekarang, apalagi orang-orang yang.. ya.. seperti trainer atau yang mentraining, karena apalagi background dari sma ini, berat. Ini kan untuk memindset ini karena apa? Mereka sebelumnya outsourcing atau kontrak, berat sekali pak. Jadi nggak ada sense sebelumnya. Gimana ini pak?
38. Riri : Oke, maskasih Pak Martin. Di belakang Pak Martin udah ada
siapa lagi nih? Halo, Smart FM, Selamat pagi!
39. Caller 2 : Selamat pagi
40. Riri : Selamat pagi, dengan Pak Deny kan?
41. Caller2 : A.. Niko
42. Riri : O… Pak Niko. suaranya hampir-hampir mirip, silakan langsung
saja.
43. James : Selamat pagi, Pak Niko! Apa kabar? How are you?
44. Caller2 : A.. Fine, Pak! Fine..
45. James : Wonderful!
46. Caller2 : Mau nanya nih, Pak. Kadang kan di mindset orang Indonesia,
kalau namanya marketing atau sales ya, itu kan selalu dari high school, high school, kok gitu ya pak? Kadang makanya di koran-koran, dimana-mana ada Job Vacancy, yang dibutuhkan selalu bachelor, bachelor, S1 kan begitu Pak. Padahal belum tentu ya, kalau saya melihat sendiri ya, walaupun saya dari S1 juga, dari masalah skill mindset, masalah spirit, dari high school malah fithting spiritnya lebih tinggi. Yang mau saya tanyakan kenapa masalah valuenya itu harus dari masalah insentif, masalah dari salary gitu? Kok jarang orang lihat dari S1 gitu?
47. Ririn : Terima kasih Pak Niko, nah ini menarik sekali. Mungkin
pertanyaan Pak Niko ini hampir mewakili semua sales people. Silakan pak james. Dari pertanyaan pak martin dulu.
48. James : Yes! Pa Martin bicara dari sense of belonging dari orang sales
yang kadang-kadang belakangan ini sudah mulai di outsource. Kata sales teamnya sudah mulai di outsource, yang akan jadi pengaruh besar adalah system insentifnya, dan juga bagaimana interaksi antara sales supervisor atau sales manager dengan outsource team ini. Kalau interaksinya cukup positif, dan mungkin seminggu lagi ada briefing, ada meeting, dan kalau mereka bisa ajak orang salesnya, walaupun mereka tenaga outsource, celebrate together the wins, you will find that the outsource team akan terasa lebih akrab dan lebih akrab dan lebih erat perusahaan ini dari pada perusahaan sendiri. Nah, kadang perusahaan mereka sendriri anggap ini karyawan tenaga outsource, dilempar untuk orang lain gitu. Jadi tenaga outsource tidak dirangkul. So, ini kayak orang sales yang tidak bertuan. The official.. tuan resmi lempar keluar, tuan outsource anggap ini tenaga kerja part time. No body is holding them, tidak ada orang rangkul mereka. Jadi, disini kita lihat peran sales manager. Ini sangat penting. Kalau perusahaan saya mau cari tenaga kerja outsoure, sales manager dari perusahaan saya harus berperan lebih banyak untuk merangkul orang sales ini yang memang tenaga outsource. Jadi kita tidak boleh terlalu bersikap, ini bukan karyawan saya, karyawan tenaga part time saja.
49. Riri : Baik, Pak James. Ke pertanyaan Pak Niko, tentang mindset
seorang Bachelor, sebelum nanti ke self thought.
50. James : Nah menurut saya berkaitan dengan paradigma jua ya..! karena
Seorang yang lulusan S1, apapun bidangnya, after you study five years for S1 degree, you are not thingking becoming a salesman, you are thingking about working in the company, in level manager, and so on. Jadi , buat… untuk mindset orang S1 ini, setelah lulus dapat gelar S1, jadi salesman ini turun lo, turun jabatannya. Jadi dia rada tidak bangga jadi orang sales karena bisa jadi ini justru karena presepsi masyarakat, dan mungkin ini tidak dibahas di perguruan tinggi, bahwa it is good, it is positive to be a sales person. Even in the university, they don’t teach us, for example, even in Singapore when I was in university saya kan dibidang S1 Informatika. So, sebelum saya lulus, ada teman ajak saya “ James why don’t we open a computer school together?. Akhirnya saya buka kursus lembaga computer bersama teman saya. Maksudnya adalah, event at that level your lecture tell you. go and work to be a professional programmer sesuai bidang kamu. Dia tidak bilang be an entrepreneur, think outside the box, be a sales person, it’s cool, it’s fine. No we have tto train to became this, go and become this for the rest of your life.
51. Riri : Betul sekali. Baik Smart listener. untuk saya sampaikan bahwa
untuk melengkapi pengetahuan anada terutama bagi sales, langsung saja anda hadiri seminar pak james mengenai “ How to become a superstar sales person” pada hari rabu besok jam 09.00 samapi 16.00 di novotel mangga dua Jakarta. Pak James, thank you so much for inspiring us hari ini.
52. James : It’s wonderful session. Thank you ya..
53. Riri : And Smart listener, terima kasih banyak atas perhatian dan
kebersamaan anda. Mohon maaf ada beberapa sms yang tidak sempat kami bacakan karena keterbatasan waktu. Saya Riri Artakusuma,
54. James : Saya James Gwee
55. Riri/james : Have a fantastic day