Rabu, 15 Desember 2010

Jangan Katakan Cinta!

CINTA DALAM PRESPEKTIF SEMANTIK
Dalam semantic, terdapat banyak teori. Salah satunya adalah teori kontekstual. Teori ini mengatakan, bahwa bahasa dapat diambil maknanya jika dilihat dalam rangkaian kalimat, tapi sebuah katapun dapat memiliki arti yang beragam. Teori kontekstual ini terbagi menjadi empat macam, yaitu:
1. As-siyaq Allughawi (kontektual kebahasaan)
Yaitu melihat bahwa sebuah kata punya makna secaara aslinya, tapi tergantung nada penyampaian, hubungan dengan kata yang lain…
2. As-siyaq Al-`athifi (kontektual Rasa)
Yaitu melihat bahwa sebuah kata mempunyai makna berdasarkan rasa
3. As-siyaq Atsaqafi (kontekstual budaya)
Yaitu kata itu bermakna dengan melihat siapa pembiicaranya
4. As-siyaq Al-mauqify (kontektual posisi)
Yaitu kata itu bermakna dengan melihat kapan kata itu disampaikan
Analisa Kata “Cinta”
Dalam berbahasa, manusia selalu mengugkapkan apa yang ada dalam pikirannya, termasuk kata cinta.
Jika ditelaah berdasarkan teori kontektual, maka kata cinta dapat masuk pada empat ragam di atas, tidak hanya masuk pada kontekstual rasa saja.
Berikut hasil analisanya:
Cinta dalam kontekstual bahasa, berarti perasaan suka yang mendalam, dan kita juga harus melihat hubungan kata cinta dengan kata berikutnya. Missal, cinta monyet (cinta yang hanya main-main), cinta tanah air (cinta yang butuh perjuangan dan pengorbanan sebagai warga negara),dst

Cinta dalam kontekstual rasa, berarti berbeda dengan rindu dan suka, penimbang kedua kata ini adalah perasaan kita sendiri.
Cinta dalam kontekstual budaya, maka cinta yang diucapkan seorang suami kepada istrinya dalam agama Islam adalah ibadah, berbeda dengan kata cinta yang diucapkan orang yang masih pacaran yang berarti akan menimbulkan fitnah, begitu pula kata cinta yang diucapkan oleh politikus pasti artinya akan berbeda dengan kata cinta yang diucapkan oleh tukang becak
Cinta dalam kontekstual posisi, maka kata cinta akan berbeda maknanya jika yang diungkapkan di pagelaran puisi (dengan tema cinta) dan di terminal, meskipun tempatnya sama-sama ramai tapi tempat yang pertama, memang layak dijadikan ajang berekspresi seni dengan menggunakan kata cinta, tapi mungkin akan dianggap gila jika kata cinta diungkapkan begitu saja di tempat yang kedua.
Mudah-mudahan analisa yang sederhana ini bermanfaat. Amin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar